Jombang (29/2/2024), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya menghapus “tiga dosa besar” di dunia pendidikan yaitu intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan komitmennya bahwa segala bentuk intoleransi tidak akan dibiarkan terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah projek lintas disiplin ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan masyarakat maupun berbasis masalah di lingkungan sekolah.
Hal ini yang saat ini sedang dilakukan oleh para siswa-siswi dari SDN Kepanjen 2 Jombang kelas 1.
Siswa-siswi yang berjumlah kurang lebih 100 anak beserta guru dan orang tua paguyuban sedang melakukan pembelajaran di luar ruang kelas, yaitu dengan berkunjung ke berbagai tempat ibadah yang ada di kota Jombang.
Selain kunjungan ke Kelenteng dan Museum Islam Indonesia, para siswa-siswi juga berkunjung ke gereja GKJW Bongsorejo yang memiliki keunikan tersendiri.
Sesampainya di gereja semua para siswa-siswi belajar bersama untuk bisa sedikit mengetahui apa saja yang ada di dalam gedung gereja.
Para siswa-siswi diberi kebebasan oleh bu pendeta untuk bertanya tentang apa yang belum diketahuinya. Kemudian bu pendeta melontarkan pertannyaan, “Ada berapa agama di Indonesia, coba sebutkan?” lalu jawab Aiko, salah satu siswi yang berani menjawabnya, “ ada 6, Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Konghucu”.
Menanamkan dan mengajarkan hal-hal yang baik terutama tentang toleransi kepada anak-anak sejak kecil merupakan suatu ajaran dan amalan yang luar biasa yang ada di setiap agama. Mengingat sekarang sedang maraknya hal-hal yang selalu membuat negara menjadi tidak aman dan membuat resah setiap orang.
Menjaga toleransi antar umat beragama merupakan tugas setiap orang yang ada di negara Indonesia, tanpa terkecuali.
Setelah selesai berkeliling di dalam dan di luar gedung gereja dan lingkungan sekitar, para siswa-siswi diajak menuju ke pendopo untuk bersama-sama menikmati makan siang yang sudah dibawanya dari rumah masing-masing.
Setelah selesai rombongan yang menggunakan mobil odong-odong kembali menuju sekolahnya.