Sanan Timur, Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang – Jawa Timur
Kali Gunting, dimana sebuah sungai yang selalu menjadi pemberitaan di kala musim mudik lebaran karena lalu lintas yang melaluinya selalu padat dan macet, dan jika curah hujan tinggi tanpa henti letak pemukiman yang lebih rendah menjadikannya selalu banjir tiap tahun.
Warga memanfaatkan bagian dari bantaran sungai Kaligunting menjadi creative – preneur bernama “Pasar Barongan” sejak tahun 2022 lalu.
Pasar dengan konsep total tradisional yang mencoba menggambarkan keadaan pasar di masa lampau yang tidak disediakannya tempat khusus dan hanya memanfaatkan tempat yang teduh dan sedikit luas di suatu kampung untuk berjualan jajanan, makanan, dan minuman.
Dari segi creative art, setiap minggu pertama dan ketiga pada setiap bulan dimana waktu periodik diselenggarakannya Pasar Barongan selalu dibarengi dengan program – program kebudayaan dan kesenian yang banyak mengundang masyarakat untuk datang melalui sosial media.
Begitu juga dengan minggu ketiga bulan April sekarang ini (21/04/2024). Tajuk acara yang digagas adalah “Kupat Sewu”, dimana Pasar Barongan jatuh pada periode bulan Syawal (kalender Masehi) dan dalam suasana Hari Raya Idul Fitri atau yang dikenal Lebaran Ketupat.
Nanang Sugiharto, Kepala Desa Mojotrisno yang juga membuka program acara tersebut mengungkapkan, “Kita ingin menghadirkan suasana Lebaran Ketupat di Pasar Barongan, dengan mengawinkan budaya kesenian modern dan tradisional kami berharap suasana lebaran pada masa – masa klasik masa lalu bisa kita tangkap dalam program ini. Konsep mengarak Gunungan Seribu Ketupat (Kupat Sewu: jawa) dengan dijaga dan dikawal pasukan Barongan dan Bantengan menggambarkan jaman dulu masyarakat senang menyambut kemenangan Idul Fitri dengan mengungkapkan syukur dan membagi seribu ketupat untuk dimakan bersama seluruh warga masyarakat dan dimakan dalam sebuah pesta,” ujarnya.
Pengunjung dapat menemukan jajanan tradisional, makanan dan minuman, juga hasil kerajinan asli masyarakat Mojotrisno yaitu kain batik bahan alam.
Sebagai potensi Desa Mojotrisno, ada beberapa masyarakat yang mendalami kerajinan batik warna alam baik dengan teknik tulis, cap, dan juga tenun. Selain itu ada juga miniatur kesenian arca yang dibuat dari batu dan tanah.
Sangat menarik bukan? Inovasi apa lagi yang ada di daerah anda, guna mengoptimalkan potensi – potensi yang ada di Desa dan dimanfaatkan untuk kemandirian masyarakat yang bisa kami kunjungi?
Silahkan hubungi redaksi atau ceritakan di kolom komentar!