Simak! Tujuan Membangun Literasi Bimatu Lentera Bagi Anak-Anak di Tapal Batas RI-RDTL

Kefamenanu, Sainoni Bikomi Utara (Minggu, 13/05/2024) – Pegiat literasi di tapal batas Negara RI RDTL terus bersemangat belajar dan berbagi bersama anak-anak perbatasan Indonesia Timor Leste.

Perlu diketahui pegiat literasi dengan nama Bimatu Lentera ini, terus mengudara untuk berbagai bersama anak-anak di 3 Desa yakni Sainoni, Desa Tes dan Napan.

Saat bertemu media, salah satu founder Bimatu Ka Elsa Aby sempat menjelaskan, “Bimatu sendiri diambil dari nama kampung Sainoni seperti halnya pulau Timor disebut dengan pulau Cendana. Kata Bimatu sndirinya juga sebenarnya menunjukan jati diri kami orang-orang disini,” ujarnya.

Ia juga melanjutkan, “Nahh, untuk Lentera, artinya cahaya, penerang, yang melambangkan kesederhanaan. Jadi Bimatu Lentera artinya Rumah yg memberikan terang,” begitu jelas Elsa yang adalah volunter komunitas di ujung tapal batas negara.

Kegiatan belajar ini dilakukan 3 kali dalam seminggu yakni hari Senin dengan jadwalnya CALISTUNG (baca, tulis, hitung), Rabu English Class, Sabtu Kitab Suci dan Seni. Untuk Seni sejauh ini sudah diterapkan adalah musik dan tari metode belajarnya juga bervariasi sehingga menarik anak-anak untuk belajar.

Elsa, yang adalah Ketua Bimatu Lentera juga merupakan seorang Guru di salah satu sekolah tingkat SMP Kabupaten Timor Tengah Utara juga menuturkan, “Hal yang mendorong saya untuk membangun komunitas Bimatu Lentera karena kekuatiran saya akan anak-anak bangsa di daerah perbatasan RI-RDTL. Kenapa demikian? karena di daerah perbatasan, percampuran budaya Barat dan Indonesia masih sangat kental, sehingga banyak anak-anak di perbatasan yang hamil di luar nikah dan menikah di usia dini. Selain itu juga, minimnya budaya literasi. Dari kekuatiran ini, saya membangun komunitas Bimatu Lentera, tujuannya adalah untuk menyibukkan anak-anak dengan kegiatan-kegiatan positif dari program yang ditawarkan di atas, sehingga hal-hal dari kekwatiran ini bisa dicegah,” ungkapnya.

Selain itu ia juga menitipkan harapan, ” Saya berharap kedepan program-program di atas tetap berjalan lancar, terus adanya peningkatan, bertambahnya pengajar atau fasilitator, lanjutnya saya juga berusaha mengharapkan pemerhati khusus pemerintah daerah dengan komunitas-komunitas literasi yang ada di NTT maupun diluar NTT bahkan luar negeri untuk mendapat donatur, sehingga bisa memfasilitasi kami dalam kegiatan belajar. Dan yang terpenting adalah kekhawatiran saya akan-anak bangsa di perbatasan terkait beberapa hal diatas (menikah di usia dini, hamil, diluar nikah, minimnya literasi) setidaknya bisa dicegah dengan adanya kegiatan-kegiatan positif di komunitas kita,” tutupnya.

Penulis: KLAUDIUS A. SANBEIN, S.Pd.Editor: SNF

Respon (2)

  1. Terima kasih banyak kk, sudah mengangkat Bimatu Lentera di media. Terus berkarya, semngat dan panjang umur dalam melakukan hal baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *