GRESIK – Kinerja pendapatan daerah Kabupaten Gresik menunjukkan tren optimistis menjelang akhir tahun anggaran 2025. Dalam Rapat Kerja (Raker) Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) pada Jumat (26/9/2025), BPPKAD optimistis mampu mencapai rata-rata 95% dari total target pendapatan yang telah ditetapkan.
Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, yang hadir dalam raker tersebut, menegaskan bahwa pendapatan daerah merupakan pondasi vital bagi seluruh program pembangunan.
“Hanya tiga pos yang diperkirakan belum bisa maksimal, yakni Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB), hotel, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Karena itu, strategi pengelolaan harus tepat, gunakan gas dan rem secara seimbang,” tegas Wabup Alif. Ia menekankan bahwa tahun 2026 harus menjadi pijakan yang lebih solid bagi BPPKAD dalam mendukung keberlanjutan APBD Gresik.
Wabup Alif menambahkan, capaian pendapatan yang optimal adalah bukti keseriusan pemerintah daerah. “Pendapatan yang optimal berarti pelayanan publik yang lebih baik, itu komitmen yang harus kita jaga,” ujarnya.
Kepala BPPKAD Gresik, Andhy Hendro Wijaya, menyampaikan bahwa hingga 26 September 2025, capaian sementara tercatat Rp796,86 miliar, atau 72,56% dari target Perubahan APBD (P-APBD) 2025 senilai Rp1,098 triliun.
“Kami yakin bisa tembus 95% nanti di penghujung tahun 2025,” ujar Andhy optimistis.
Beberapa pos pajak daerah menunjukkan perkembangan positif, di antaranya:
- Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) Makanan dan Minuman telah mencapai 82,8% dan optimistis menembus 115%.
- PBJT Hiburan mencapai 85% dan ditargetkan 105%.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta beberapa jenis pajak lainnya, rata-rata telah mencapai 74% dan ditargetkan mencapai 100% pada akhir tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan di pos tertentu, Andhy menambahkan, strategi intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah terus diperkuat melalui digitalisasi layanan, kerja sama lintas perangkat daerah, dan sinergi dengan pihak swasta.
“Kami tidak hanya fokus mengejar target, tapi juga memperbaiki sistem agar lebih transparan, akuntabel, dan ramah bagi wajib pajak,” pungkasnya, sembari mempersiapkan inovasi untuk tantangan fiskal 2026.












