Bram Jombang, pengamen jalanan yang menyanyikan lagu ciptaannya sendiri serasa konser di persimpangan jalan Desa Pandanwangi Kabupaten Jombang.
Memulai kegamangannya dalam kehidupan yang dilaluinya, dia mencoba menulis syair lagunya saat interaksi sosial berhenti menyapanya di tahun 1998.
Pria yang sejak usia SMA telah bergelora jiwa musiknya ini memulai menumbuhkan talentnya itu dalam grup band.
Dia mengasah kepekaan nada dan iramanya dengan petikan string skill memainkan sebuah gitar mengiringi lagu yang dinyanyikan dengan epic oleh sang vokalis dalam bandnya.
Hiruk pikuk dunia panggung membuat dia tidak menemukan ruh dari setiap lagu yang dibawakan, eksplorasi kemampuan bermusik dari setiap anggota bandnya memang memukau setiap penampilannya akan tetapi Bram merasakan lagu itu kehilangan nyawanya.
Cerita punya cerita, setelah menyelesiakan pendidikan SMAnya itu dia memulai mencoba menuliskan syair lagu yang dinyanyikan saat mengisi suasana hidupnya yang semakin tidak menentu. Dan dia memutuskan untuk merantau ke tanah Borneo disaat bangsa ini memulai debut kehidupan pasca cengkraman sang Bapak Pembangunan melalui pase yang disebut krisis moneter.
Dan Bram kembali dengan kematangan pengelanaan hidupnya, itu artinya, Bram Jombang akan tetap berkelana kembali di Bumi Kebokicak untuk menjalani hidup sosial dan syair imajinya.
Seorang Bram lebih suka menganggap dirinya sebagai seorang pengamen jalanan, karena dia belum cukup merasa kuat dengan apa yang telah dilakukan dalam kehidupannya atas talent atau bakat yang dibawanya dalam hidup. Syair sebagai perwujudan kisah hidupnya belum mampu merubah pesona dengan kepiawaian penyajiannya sepanjang waktu di persimpangan jalan Desa Pandanwangi Kabupaten Jombang.
“Manusia hidup di dunia belahan mana saja, kelak pasti akan dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan dan kehidupan yang sama,” sebuah prinsip yang dipercaya oleh Bram.
Dia pun menemukan pembuktian itu, dipertemukan dengan Baron yang sama-sama memiliki kepekaan akan kisah hidup manusia dan menyampaikannya dalam sebuah lagu.
Ayok, seorang konten kreator atau seseorang yang hidup dengan teknologi visualisasi sehingga mampu memvisualkan kehidupan nyata atau yang dianggapnya Dunia Pertama olehnya ke second universe atau dunia kedua yaitu digital.
Tidak hanya itu, Albab atau biasa dipanggil Pak Albab, sang pianis dan composer senior Jombang tertarik untuk mengenakkan lagu ciptaan Bram yang sangat istimewa menurut beliaunya.
Terciptalah composing epic di lagu Bram yang berjudul “Kowe Seje” membuat lagu ini memiliki jiwa dan nuansa yang sangat adem namun tetap menggelora.
Sehingga harapan Bram Jombang, semoga masyarakat Jombang khususnya mencintai karya-karyanya dengan like dan subscribe di channel You Tube Karejo sehingga akan semakin berkembang luas ke seluruh Indonesia dan membuat Karya Asli Arek Jombang (Karejo) ini semakin meningkat dan harumkan nama Jombang untuk Indonesia.