Nasi Goreng menu kuliner malam pinggir jalan yang tanpa mengecewakan dan memiliki cita rasa tersendiri, tersedia hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan penjual yang banyak tersedia tanpa terkecuali di Kabupaten Jombang Kota Santri.
Dari berbagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan termasuk dalam Ekonomi Kreatif, bisnis jajanan atau makanan banyak dilakukan oleh masyarakat. Makan makanan yang beragam merupakan sesuatu yang menjadi pilihan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya sehari – hari akan asupan tenaga, gizi, dan nutrisi atau bahkan hanya untuk mengobati rasa lapar.
Salah satunya adalah Nasi Goreng. Ada banyak penjual nasi goreng di setiap Kabupaten dan Kota yang ada di Negeri ini. Tentu hal ini menjadi langkah yang aman ketika kita berkunjung di berbagai daerah di Indonesia ketika harus makan terutama di malam hari.
Ada satu yang unik, Warung Nasi dan Mie Goreng ini diberi nama “Si Kembar” oleh penjualnya yang sekaligus pemilik dan yang memasaknya. Bertempat di plataran rest area SPBU 54.614.18 Desa Tambak Rejo Kec. Kab. Jombang. Tempat yang sangat strategis, yang sebelumnya dia berjualan di pinggir jalan berseberangan dengan tempat yang sekarang ini.
Dia adalah Sony Susanto (38) dan Jumali (32) sang asisten, pemuda asal Kayen Kecamatan Perak Kab, Jombang yang telah buka usaha jual Nasi dan Mie Goreng sejak tahun 2008.
Dalam masakan nasi goreng dan mie goreng juga godog alias rebus miliknya hampir sama dengan kebanyakan yang ada. Pembedanya ada pada tersedianya cabe hijau yang berlimpah dalam satu mangkuk ayam jago pada meja – meja di mana untuk makan di tempat yang berkonsep lesehan ini. Pembeli yang suka pedas boleh ambil dan makan semaunya.

Dan satu yang tidak dimiliki oleh Warung Nasi Goreng lainnya, karena Desa Tambak Rejo adalah pusat berkumpulnya Pondok Pesantren Tambak Beras yang ada di Kabupaten Jombang, Soni dan Jumali berinovasi dalam sistem dagangnya secara khusus yang ditujukan pada konsumennya yang merupakan para Santri yang mondok di Pondok Pesantren tersebut.
Jika kita berkesempatan makan di tempat bersamaan dengan jam pondok istirahat di Malam hari, maka kita akan melihat para Santri yang makan bersama dengan 5 santri bahkan lebih dalam satu piring Nasi Goreng yang dicampur dengan mie goreng atau istilahnya “mawut”. Ada juga Santri yang bayar makannya dengan tukar jasa membelikan sabun cuci piring ke toko seberang SPBU atau memilih mengantar pesanan ke pembeli yang tidak jauh dari Pondok.
“Kami dulu juga merasakan bagaimana hidup diperantuan untuk bertahan hidup dan mengirim uang di kampung, berbagi dengan anak – anak pilihan Allah ini kami yakin menjadikan berkah bagi usaha ini dan hasil yang kami gunakan untuk hidup sekeluarga.” Tegas pemuda ayah dua orang anak ini.