KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN JOMBANG SENEN, S.Sos., M. Si. MENJAWAB DAN MENINDAKLANJUTI HIMBAUAN PJ. BUPATI JOMBANG TERKAIT REKOR MURI TARI JARANAN DOR

Foto: Senen S.Sos., M.Si. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Jombang saat wawancara tentang polemik raihan Rekor Muri Jaranan Dor.
Foto: Senen S.Sos., M.Si. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Jombang saat wawancara tentang polemik raihan Rekor Muri Jaranan Dor.

Jawaban Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Senen, S.Sos., M.Si., tentang permasalahan Program Raihan Rekor MURI tentang Tari Jaranan Dor yang memberatkan Wali Murid berdasarkan himbauan Pj. Bupati Jombang.

Program Raihan Rekor MURI dalam Tari Jaranan Dor secara kolosal yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menimbulkan polemik dan permasalahan hingga sampai di telinga Pj. Bupati Sugiat S,Sos., M.Psi., T.

Ditemui saat selesai upacara Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) 2024 di lapangan Pemkab Jombang (2/5/2024), Senen menyatakan bahwa telah mempersiapkan penilaian atas kreativitas siswa dalam mendesign dan membuat atribut Tari Jaranan Dor dalam Program Raihan Rekor Muri mendatang.

Permasalahan yang muncul dan menjadi pergunjingan di masyarakat, wali siswa yang sekolahnya dilibatkan untuk mempersiapkan para siswa dalam program tersebut sangat diberatkan dengan pengadaan atribut Tari Jaranan Dor berbentuk Kuda Lumping yang dijual di pasaran.

Pada masa sebelumnya, Kuda Lumping menjadi barang dagangan yang ditujukan untuk hiasan ataupun oleh – oleh budaya yang banyak tersedia di toko kesenian jaranan yang tersebar di berbagai tempat di Kabupaten Jombang. Namun ketika Program Raihan Rekor MURI dalam Tari Jaranan Dor dengan jumlah penari pelajar terbanyak yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kuda Lumping ini yang menjadi atribut dalam tari tersebut mendadak menjadi idola dan diburu banyak siswa yang diantarkan oleh para orangtuanya.

Maka hukum ekonomi pun terjadi, semakin banyak permintaan nilainya akan semakin tinggi. Sehingga ketersediaan barang terbatas dan harganya pun naik hingga mencapai Rp. 90.000,- per buahnya.

Seperti pengakuan wali siswa yang enggan dituliskan namanya, dia hingga mencarikan Kuda Lumping untuk kedua anaknya di luar kota untuk mendapatkan bentuk dan ukuran seperti yang disampaikan oleh gurunya di sekolah.

Permasalahan itu pun sampai di meja Pj. Bupati Jombang Sugiat S.Sos., M.Psi., T.

Foto: Pj. Bupati Jombang Sugiat S.Sos., M.Psi.T. menghimbau pada Kadis P&K terkait permasalahan raihan rekor MURI Tari Jaranan Dor.
Foto: Pj. Bupati Jombang Sugiat S.Sos., M.Psi.T. menghimbau pada Kadis P&K terkait permasalahan raihan rekor MURI Tari Jaranan Dor.

Dalam kesempatannya setelah selesai upacara Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) 2024, dalam wawancara beliau pun menyatakan bahwa mendukung Program Raihan Rekor Muri Tari Jaranan Dor itu dalam hal pelestarian budaya asli Jombang, untuk permasalahan yang telah muncul di masyarakat menurutnya hanyalah miss komunikasi saja dan Sugiat S.Sos., M.Psi., T. menhimbau kepada seluruh guru dan Kepala Sekolah yang hadir bahwa penyediaan atribut Tari Jaranan Dor yang berbentuk dan disebut Kuda Lumping itu seharusnya terbuat dari bahan daur ulang seperti kardus, sehingga melibatkan daya kreativitas siswa dan guru di sekolah.

“Dan kepada Bapak Kadis Pendidikan dan Kebudayaan sudah saya sampaikan untuk kreativitas ini bisa dinilai untuk dilombakan, sehingga sarat nilai edukasi dan kebudayaan,” tegasnya menutup sesi wawancara dengan wartawan SO.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *