Kabupaten Jombang mencetak sejarah baru dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan. Hanya dalam waktu 24 jam sebelum pelantikannya, Bupati Jombang bergerak cepat ke Jakarta untuk melobi Kementerian Sosial (Kemensos). Hebatnya, upaya ini langsung membuahkan hasil besar dengan kedatangan Menteri Sosial RI yang membawa dukungan anggaran sebesar Rp675 miliar untuk Jombang.
Tidak hanya sekadar pertemuan formal, lobi yang dilakukan sehari sebelumnya di Jakarta menegaskan posisi Jombang sebagai daerah yang proaktif dalam menangani isu kemiskinan.
“Sejak awal saya berkomitmen untuk tidak hanya menunggu, tetapi langsung bergerak ke pusat. Alhamdulillah, dengan komunikasi yang cepat dan tepat, Gus Menteri langsung datang ke Jombang dengan membawa solusi konkret. Ini bukan sekadar janji, ini adalah aksi nyata untuk masyarakat,” terang Abah Warsubi di hadapan warga dan pemangku kebijakan setempat.
Dana sebesar Rp675 miliar ini akan dialokasikan untuk berbagai program sosial yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
Gus Menteri dalam sambutannya menegaskan bahwa kehadiran Kemensos di Jombang adalah bentuk apresiasi atas gerak cepat Abah Warsubi.
“Tidak semua kepala daerah punya inisiatif seperti ini. Baru sehari sebelum dilantik, Abah Warsubi sudah datang langsung ke Jakarta memperjuangkan rakyatnya. Kami di Kemensos tidak bisa tinggal diam. Anggaran Rp675 miliar ini adalah komitmen pemerintah pusat untuk Jombang agar pengentasan kemiskinan berjalan lebih cepat,” tegasnya.
Dengan langkah awal yang cerdas ini, Abah Warsubi mengajak seluruh pihak untuk mengawal program-program pemerintah agar dapat berjalan dengan efektif.
“Ini baru permulaan. Kita tidak hanya ingin menyalurkan bantuan, tetapi memastikan bahwa masyarakat benar-benar naik kelas dan bisa mandiri secara ekonomi,” tandas Abah.
Dengan sinergi kuat antara pemerintah pusat dan daerah, Jombang kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi model percepatan pengentasan kemiskinan di Indonesia. Dari gerak cepat 24 jam sebelum pelantikan, kini Jombang bersiap melangkah lebih jauh menuju kesejahteraan yang berkelanjutan.












