Beberapa sekolah di Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara terpaksa menunda proses belajar mengajar pada hari pertama masuk sekolah setelah libur awal bulan Ramadan akibat banjir yang melanda wilayah tersebut. Salah satu sekolah yang terdampak cukup parah adalah SMP Negeri Karang Anyar, yang selalu menjadi langganan banjir setiap musim hujan.
Sejak pagi para guru dan staf sekolah bergotong royong membersihkan lumpur yang masih menggenangi ruang kelas dan kantor. Meja dan kursi yang terendam air dalam waktu lama banyak yang sudah rusak dan berubah menjadi serbuk kayu yang mengembang sehingga tidak bisa digunakan lagi, akibatnya proses belajar mengajar belum bisa dilaksanakan hingga pembersihan selesai dan fasilitas sekolah dapat diperbaiki.
“Saat ini kondisi kelas masih berlumpur, meja dan kursi banyak yang rusak. Kami fokus membersihkan sekolah terlebih dahulu sebelum bisa melanjutkan kegiatan belajar mengajar,” ujar salah seorang guru yang ikut serta dalam gotong royong.
Selain kendala di sekolah, banjir juga berdampak pada para guru dan siswa yang mengalami kesulitan untuk datang ke sekolah. Kepala SMP Negeri Karang Anyar menyampaikan harapannya agar banjir ini tidak terulang lagi, mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap aktivitas belajar mengajar.
“Kami berharap kejadian ini tidak terus berulang. Para siswa menjadi sulit belajar, dan banyak guru yang juga terdampak sehingga sulit untuk hadir ke sekolah. Semoga kondisi ini segera membaik dan tidak bertambah parah,” tandas Kepala Sekolah SMP Negeri Karang Anyar.
Hingga kini cuaca di wilayah Musi Rawas Utara masih mendung sehingga dikhawatirkan banjir susulan dapat terjadi. Warga dan pihak sekolah tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.













