Hari ini tepat 26 tahun tragedi Trisakti terjadi. Mei 98 jadi momen kelam bagi sejumlah aktivis mahasiswa. Tanggal 12 Mei 1998 mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Para mahasiswa Trisakti melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke Gedung Nusantara (DPR RI). Para mahasiswa mulai bergerak dari Kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pukul 12.30 WIB. Di tengah perjalanan, aksi demo yang dilakukan para mahasiswa mendapat halangan dari para aparat kepolisian, yang kemudian ada beberapa perwakilan dari para pendemo untuk bernegosiasi terkait aksi yang dilakukan mereka.
Disaat waktu sudah menunjukan pukul 17.15 WIB, para mahasiswa bergerak mundur diikuti dengan majunya para aparat keamanan secara perlahan. Dan hal tak terduga terjadi, aparat keamanan memaksa mahasiswa mundur dengan cara menembak peluru ke arah mereka, akibatnya yang terjadi adalah kepanikan dimana-mana, orang-orang tercerai berai, para mahasiswa yang semula berbaris dengan tertib seketika berlarian mencari tempat perlindungan dan banyak dari mahasiswa yang mencari perlindungan di Kampus Universitas Trisakti.
Karena tembakan yang dilayangkan para aparat tidak berhenti-berhenti, satu persatu orang korban mulai berjatuhan hingga keempat mahasiswa Trisakti menjadi korban tewas, selain itu puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka.
Berikut keempat mahasiswa yang menjadi korban dalam Tragedi Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998 adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidhin Royan, dan Hendriawan Sie.
Elang Mulia Lesmana adalah mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Trisakti yang tewas tertembak di depan gerbang kampus. Heri Hertanto adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti yang tewas saat melarikan diri dari tembakan di parkiran kampus. Hafidhin Royan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti yang tewas di dalam mobilnya saat sedang berusaha melarikan diri dari lokasi. Hendriawan Sie adalah mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Trisakti yang tewas saat berusaha membantu teman-temannya yang terluka.
Kematian keempat mahasiswa ini menjadi titik balik dalam perjuangan reformasi di Indonesia, memicu aksi protes dan demonstrasi massa yang menuntut reformasi politik dan ekonomi di Indonesia. Mereka dihormati sebagai martir dan pahlawan reformasi di Indonesia.
Hingga hari ini, penyelesaian kasus Trisakti belum juga tuntas. Aktor dibalik penembakan para mahasiswa tersebut juga belum terbongkar dan untuk memperingati perjuangan tersebut, setiap tanggal 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.