Seorang lansia bernama Mamak Anastasya Ceunfin (83) di Kampung Lama, Desa Oetulu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menerima bantuan kesehatan dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Arhanud 15/DBY Pos Haumeniana. Kondisi Mamak Anastasya yang sudah lanjut usia dan tinggal di daerah terpencil menyulitkannya untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
Tim kesehatan Pos Haumeniana yang dipimpin oleh Praka Yusuf Ariadi, A.Md.Kep., segera bergerak setelah menerima informasi dari keluarga Mamak Anastasya. Mereka melakukan kunjungan langsung ke rumah lansia tersebut untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mengingat kondisi Mamak Anastasya yang sudah sulit berjalan, tim kesehatan memberikan pengobatan serta vitamin langsung di tempat.
“Mamak Anastasya tinggal sendirian di tengah hutan, hanya ditemani keponakannya,” ujar Praka Yusuf. “Tidak ada tetangga di sekitarnya, sehingga akses ke fasilitas kesehatan sangat terbatas.”
Kondisi ini mencerminkan tantangan besar dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil di Indonesia. Banyak warga, terutama lansia, yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan layanan medis akibat jarak yang jauh dan keterbatasan infrastruktur.
Kehadiran Satgas Pamtas Batalyon Arhanud 15/DBY menjadi harapan bagi Mamak Anastasya dan warga sekitar. Selain memberikan pelayanan kesehatan, kegiatan ini juga bertujuan mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat. Praka Yusuf menyatakan bahwa pihaknya akan rutin mengunjungi Kampung Lama untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan pengobatan kepada warga yang membutuhkan.
Kisah Mamak Anastasya menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk meningkatkan akses layanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil. Pembangunan infrastruktur kesehatan yang memadai serta program kesehatan yang menjangkau daerah terisolasi sangat dibutuhkan agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memperoleh layanan kesehatan yang layak.













