SAGARA BAGEUR MUHARRAM, ANAK JOMBANG YANG BERCITA- CITA MENJADI DALANG

Kata wayang sebenarnya berasal dari bahasa Jawa, yang berarti bayangan. Jika dilihat dari arti filsafatnya, wayang merupakan bayangan atau cerminan dari sejumlah sifat yang dimiliki manusia, misalnya saja sifat murka, serakah, pelit, bijak, dan lain sebagainya.
Wayang dibuat dari pahatan kulit atau kayu, dan digunakan untuk menampilkan tokoh dalam sebuah pertunjukan drama tradisional. Pemain wayang dikenal dengan istilah dalang. Biasanya wayang diciptakan sesuai dengan watak, sifat, dan perilaku yang dimiliki oleh suatu tokoh. Dalang adalah seorang pemimpin atau pemain utama dalam pertunjukan wayang, sebuah tradisi teater boneka Indonesia.

Sagara Bageur Muharram, sosok anak laki- laki yang bertempat tinggal di Jl. Empu Tantular dan lahir dari pasangan Farish dan Ratna yang memiliki hobi unik di usia yang masih belia yaitu 10 tahun. Bage sapaan akrab si anak lucu ini, dia dikenal sebagai anak yang unik, cerdas dan mempunyai jiwa kejawen. Bage diusia yang sangat muda ini suka sekali dengan dunia perwayangan dan dalang, hal ini diceritakan oleh bunda Nana dimana anak ke-2 nya ini sedikit berbeda dengan teman sebayanya. Kebanyakan anak seusia dia suka main robot, bersepeda, berenang dll, namun bagi Bage bermain wayang dan dalang merupakan permainan yang sangat dia sukai. Tak hanya sekedar suka dengan budaya jawa, ia juga bercita- cita ingin menjadi seorang dalang terkenal di kemudian hari.

Sementara itu, sebagai orang tua Farish dan Ratna sangat mendukung sekali kegiatan/ hobi anaknya ini. Kedua orang tua ini tak tinggal diam dengan melihat keunikan anaknya tersebut, mereka pun sampai mencarikan beberapa guru dalang untuk meningkatkan kualitas belajar mendalang.

“Aku suka wayang sejak kecil, awalnya lihat di tv pas malam hari, terus ikut ayah acara barikan desa”, ujar anak yang masih duduk di kelas 4 sekolah MIN 1 Jombang ini saat kita temui di rumahnya dan sedang asyik memainkan beberapa tokoh wayang. Sang ibu pun turut heran dengan kebiasaan anaknya, beliau menjelaskan bahwa “tiada hari tanpa main wayang, apabila sakit obatnya cuma minta dibelikan tokoh wayang yang belum ada di koleksinya”.

Lewat hobinya ini sang ayah dengan sigap dan cepat mencari info dalang yang bisa membimbing anaknya, beliau pun mengajak anak Bage untuk berkunjung ke Gubhug Wayang Mojokerto. Disana dia sangat bahagia melihat beberapa wayang dan mencari tahu asal usul tokoh wayang, tak berhenti sampai di situ kedua orangtua Bage pun melanjutkan ke arah Vihara Budha Tidur Trowulan, dimana disana terdapat perkumpulan dalang di setiap minggu pagi yang dapat membimbing Bage dalam dunia perwayangan.

“Kami harap di Kabupaten Jombang ini terdapat wadah/ tempat perkumpulan bagi anak usia dini yang hobi wayang dan dalang, agar kita tidak jauh- jauh mengantar latihan sang anak”, harap bunda Nana (Ratna) orang tua Bage menutup percakapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *