Latar belakang dan tujuan diadakan pelatihan tentang kopi di desa Kucur ini menurut pak Rollando yang merupakan ketua program pelatihan ini, adalah beliau berkata “bahwa kegiatan ini merupakan yang berupa hibah oleh Kemendikbudristek. Hal ini sejalan dengan kebijakan Merdeka belajar kampus Merdeka yang di galakan oleh mentri Pendidikan saat ini.
Dalam kebijakan itu ada indicator terkait dengan kegiatan dosen untuk berkegiatan di luar yang untuk bekerjasama dengan Lembaga-lembaga dengan konsep kewirausahaan. Selain itu, kegiatan ini juga berkenaan dengan pemanfaat hasil penelitian oleh perguruan tinggi yang dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha. Interaksi antara universitas dan UMKM selalu memberikan kondisi kondusif untuk proses perkembangan. Dimana perguruan tinggi dapat menjadi sumber inspirasi untuk UMKM dalam mengembangkan inovasi. Universitas Ma Chung memiliki jejaring yang kuat dengan UMKM di kota atau kabupaten Malang. Dengan adanya kebijakan ini, diharapakn adanya hubungan symbiosis mutualisme antara perguruan tinggi dan UMKM”.
Pelatihan ini di adakan di balai desa Kucur kecamatan Dau Malang, selama 3 hari, mulai tanggal 14 – 16 November 2023. Para peserta pelatihan ini adalah para PokTan kopi RTM (Republik Tani Mandiri) yang ada di Kucur, selain itu ada juga PokTan kopi yang datang dari Wonosari Sumberdem Malang, PokTan kopi dari Peniwen Malang, dan ada juga yang datang dari PokTan kopi dari Jengger Dampit. Karena ini merupakan kegiatan berupa hibah, jadi peserta pelatiahan yang ikut tidak kenakan biaya sepeser pun.
Dalam sambutannya pak Yuswono yang merupakan salah satu perwakilan dari universitas Ma Chung berpesan kepada semua untuk bisa memanfaatkan secara maksimal acara pelatihan ini karena sudah mendatangkan peneliti dan nara sumber yang berkompeten di bidangnya dari pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia yang berkantor di Jember khusus untuk para petani kopi yang ikut pelatihan.
Kepada desa yang hadir dalam acara pembukaan juga berkata, “Dulu di kucur ini terkenal dengan tanaman kopinya tapi sekarang sebagian pindah ke tanaman jeruk”. Dan beliau mempunyai keinginan untuk mengembalikan lagi ke perkebunan kopi.
Pelatihan selama 3 hari yang di adakan universitas Ma Chung dan kemendikbudristek, mendatangkan pembicara seorang peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia yang berkantor di Jember, beliau adalah bapak Novi dan Bapak Wagiyo.
Beliau berdua ini ahli di bidang bagaimana cara budidaya kopi, dalam pelatihan ini bapak Novi bertugas memberikan materi secara teori tentang seluk beluk kopi hingga tuntas. Mulai dari mulai memilih bibit, cara tanam, merawat tanaman kopi hingga pengolahan kopi pasca panen. Sedangkan bapak Wagiyo bertugas memberikan materi secara praktek di perkebunan langsung, sperti mulai pembibitan, penyemaian, cara menanam hingga perawatan sampai bisa panen.
Salah satu peserta bapak muliono berkata sangat senang adanya pelatihan yang diadakan ini, bisa mengetahui secara tepat memilih bibit kopi untuk ditanam, jadi tidak sembarangan asal menanam saja. Bisa mengolah hasil kopi setelah panen dengan tepat juga.
Di Kucur juga sudah ada poktan kopi yang Bernama RTM (Republik Tani Mandiri) yang di ketuai denga pak Ali. Dengan adanya poktan kopi ini, para petani kopi di Kucur mempunyai wadah untuk hasil panen dan pengolahannya.
Dengan adanya pelatihan ini diharapakan bisa membawa manfaat bagi petani-petani kopi baik pemula maupun yang sudah lama. Karena kopi masih mempunyai masa depan yang cerah kedepannya.