MBAH SURYANTO RAMELAN, SOSOK BUDAYAWAN DARI JOMBANG

Usia boleh tua, tetapi bukan menjadi penghalang untuk tetap berkarya. Sebut saja Mbah Suryanto Ramelan, beliau seorang budayawan yang tidak diketahui oleh banyak orang. Suryanto Ramelan tinggal di ds. Karang Winongan kec. Mojoagung – Jombang yang saat ini sedang merilis sebuah buku yang berjudul Amukti Palapa, Gadjah Mada. Isi buku tersebut wajib diketahui oleh semua kalangan masyarakat baik orang tua maupun muda termasuk anak-anak yang duduk di bangku sekolah
karena Amukti Gadjah Mada adalah warisan leluhur bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Dan itu merupakan harta yang berharga, yang ditinggalkan kerajaan Mojopahit kepada masyarakat nusantara, paparnya.

Beliau pernah berkecimpung di media dan bergabung di PWII (Persatuan Wartawan Indonesia Independen) sebagai Pimpinan. “Kepada para jurnalis muda maupun tua, marilah kita mencintai dengan cara membangkitkan nusantara,” ujarnya.

“Pada tahun 1948 setelah kemerdekaan RI, Bung Karno adalah orang yang pertama kali mengangkat nusantara pada pidatonya bahwa Seluruh Nusantara adalah Berjiwa Republik. Setelah itu pada tahun 1957 Ir Juanda, membikin konsep wawasan nusantara. Di era Soeharto, wawasan nusantara berkembang dijadikan wawasan pembangunan,” terangnya.

Beliau juga berpesan untuk para jurnalis, bahwa jadilah jurnalis yang handal dan profesional. Menurut Mbah Suryanto Ramelan, untuk menjadi jurnalis yang handal dan profesional yang pertama adalah menulis berita sedih, namun tetap pembacanya bahagia.

Penulis: SRI WILUJENG DHEditor: SNF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *