Festival Olahraga Masyarakat Daerah (FORDA) II diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 November 2024 di lapangan A lantai 3 Stadion Gelora Bung Tomo Kota Surabaya. Persiapan Panitia KORMI Provinsi Jawa Timur dari semua fasilitas pertandingan terkesan amburadul mulai dari matras, papan skor, speaker dan fasilitas penunjang lainnya yang tidak tersedia.
Awal kegiatan FORDA II Jawa Timur dibuka di Gelora Bung Tomo. Secara rundown acara pertandingan INORGA KPSN harusnya dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Sekda Prov. Jawa Timur, tetapi mundur sampai pukul 13.00 WIB dikarenakan banyak fasilitas yang tidak memenuhi syarat dan dipaksakan untuk menutupi kekurangan kegiatan tersebut.
Ruri selaku perwakilan dari Tim Panitia Pelaksana Pertandingan INORGA KPSN sempat was-was karena acara tidak segera dimulai, dan dengan konsultasi kepada Ketua KPSN Pusat dan Pembina KPSN Pusat, Bapak Haryono Isman mantan Menpora, beliau meminta apapun yang terjadi harus dilaksanakan.
Pengurus INORGA 6 kabupaten dengan bahasan singkat memohon maaf karena acara terlambat karena mereka hanya pelaksana pertandingan, semua fasilitas dilengkapi oleh KORMI Jawa Timur dengan jumlah peserta kurang lebih 60 orang atlit.
Ningsih menyayangkan bahwa acara sebesar ini tetapi kualitas dan kuantitas hasil keputusan wasit juri tidak relevan dan tidak transparan.
“Papan skor penilaian tidak ada, penghitungan ditulis manual di kertas, baru direkap dan diumumkan, pembacaan hasil penilaian atau hasil pertandingan tidak ditempel, tidak ada keterangan standar poin penilaian dihitung dari mana, dan tidak disediakannya wasit juri yang berlisensi minimal IPSI Jawa Timur,” sesalnya.
Agung Gita Ketua KPSN Jombang menjelaskan kepada wali atlitnya bahwa pada saat TM atau sebelum pertandingan ia sudah berkomunikasi dengan pelaksana berkaitan dengan penilaian seni dan musik jika tidak dilakukan penjurian yang profesional dapat mencederai budaya nusantara yang seharusnya dijunjung tinggi sebagai adat istiadat berbangsa dan berbudaya. Proposal dan juklak dirubah tanpa adanya rapat sebelum TM, dan pihak panitia hanya mengakomodir atlit yang sudah salah dalam gerakan yang diperlombakan untuk tetap lanjut berpartisipasi dalam event FORDA II Jawa Timur.
“Melihat Festival KPSN kemarin seperti kelas TARKAM (Antar Kampung), sangat memalukan. Sebuah kegiatan Festival Olah Raga Masyarakat Daerah yang bergengsi anggarannya sangat besar tetapi kualitas sarana prasarana tidak profesional. Untuk itu kami mohon untuk pihak Panitia Penyelenggara Pertandingan segera introspeksi dalam menentukan regulasi penilaian dengan sistem skoring, dengan harapan event FORNAS dan FORDA ke depannya lebih profesional dan tidak ada unsur trik dan intrik. Lebih belajar berbudaya dalam seni dan musik,” harapnya.