RAGAM  

SEJARAH CANDI JIWA BATUJAYA KARAWANG

Candi Jiwa terletak di kompleks percandian Batujaya, tepatnya di Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dimana Candi Jiwa merupakan salah satu candi peninggalan agama Budha yang bahkan umurnya diprediksi lebih tua daripada Candi Borobudur di Magelang.

Selain Candi Jiwa, salah satu candi Budha tua di Indonesia adalah Sejarah Candi Sewu yang berada di Klaten, Jawa Tengah.

Selain Candi Jiwa yang berada di kompleks ini, juga terdapat 46 titik candi-candi yang tersebar di area percandian Batujaya. Dan, juga ada kemungkinan bertambah lagi, karena masih ada penemuan-penemuan situs-situs baru di sekitar kompleks candi Batujaya. Karena masih ada beberapa candi yang diperkirakan terpendam didalam tanah.

1. Sejarah Penamaan Candi Jiwa
Disebut Batujaya I atau Candi Jiwa memiliki sejarah yang cukup mistis. Dari keterangan warga yang menghuni daerah di dekat Candi Jiwa, bahwa dulunya unur atau gundukan tanah yang menutupi candi tersebut dilewati oleh kambing. Dan kambing tersebut mati tanpa sebab yang jelas. Dari situ masyarakat sekitar menganggap tempat itu memiliki “Jiwa”, karena tidak hanya sekali, kambing yang melewati unur tersebut mati tanpa sebab yang jelas.
Dari sumber lain mengatakan bahwa, kata jiwa berasal dari “Syiwa” yaitu salah satu dewa dari agama Hindu. Hal ini didasarkan dari pengaruh aksen sunda yang mempengaruhi penyebutan nama Syiwa dari waktu ke waktu sehingga menjadi nama jiwa. Namun, hal ini cukup dipertanyakan karena beberapa penemuan yang mengerucutkan bahwa Candi Jiwa ini lebih kepada candi peninggalan Budha.

2. Sejarah Berdirinya Candi Jiwa dan Kompleks Candi Batujaya
Tidak banyak sumber yang menyatakan asal-usul berdirinya Candi Jiwa ini. Ada beberapa penemuan yang ditemukan di kompleks percandian Batujaya ini. Penemuan tersebut berbentuk tablet/lempengan batu yang berukir relief Budha, beberapa jenis keramik, sebuah prasasti terakota yang berisi mantra Budha, dan masih banyak lagi.
Hal ini menunjukkan bahwa bangunan ini merupakan salah satu bangunan peninggalan agama Budha. Dan hal ini diperkuat lagi dengan arsitek dari candi ini berbentuk seperti bunga teratai yang diduga diatasnya terdapat stupa dari Budha.
Dari sebuah analisis radiometri carbon 14 pada artefak yang telah ditemukan di komplek Percandian Batujaya menyebutkan, candi-candi di kompleks ini dibuat pada abad ke-2 hingga abad ke-12, temasuk Candi Jiwa.
Hal ini ditunjukkan dari beberapa penemuan prasasti dan, keramik China, votive tablet, dan arca-arca stucco yang ditemukan di kompleks Candi Batujaya ini memiliki penanggalan absolute China dan juga bentuk tulisan palografi dari prasasti-prasasti yang ditemukan. Dari beberapa sumber diatas Candi Jiwa diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Tarumanegara.

3. Sejarah Penemuan Candi Jiwa dan Kompleks Candi Batujaya
Penelitian awal dilakukan pada tahun 1984 oleh tim Arkeologi dari Fakultas Sastra Indonesia yang saat ini bernama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.
Hal ini berdasarkan laporan dari penduduk sekitar yang menemukan benda-benda purbakala di area pesawahan yang tertimbun tanah. Timbunan tersebut disebut “unur” oleh masyarakat sekitar. Unur juga di kermatkan oleh masyarakat sekitar.
Hingga tahun 2000 telah ditemukan sebanyak 24 situs yang berada di Desa Tegaljaya dan juga Desa Segaran. Dimana terdapat 11 situs yang ditemukan di Desa Tegaljaya dan 13 situs yang berada di Desa Segaran.

4. Arsitektur Candi Jiwa
Candi Jiwa dievakuasi dari tahun 1997 hingga tahun 2004. Candi ini berbentuk persegi dan berukuran 19 x 19 meter. Sedangkan memiliki tinggi sekitar 4.7 meter.
Diperkirakan candi ini menghadap ke arah tenggara atau bisa juga ke arah barat daya karena tidak ditemukan pintu diarea Candi Jiwa ini.
Candi Jiwa memiliki bangunan yang mirip seperti Bunga Teratai. Dibagian tengah dari Candi Jiwa terdapat bekas bangunan yang berbentuk lingkaran yang diduga disitu terdapat patung Budha yang pernah berdiri.
Candi ini juga tidak ditemukan tangga yang menguatkan dugaan bahwa, dulunya Sejarah Candi Jiwa merupakan sebuah candi dengan bentuk teratai yang diatasnya terdapat stupa Budha yang agung.
Setelah pemugaran, Candi Jiwa memang terlihat lebih bisa dinikmnati dari pada sebelumnya. Terlihat pelipit pata (patta) yang menyusun daerah kaki candi, Pelipit setengah lingkaran (kumuda) dan pelipit penyangga (uttara). Terdapat sambungan bata pada bagian kaki dimana dilapisi dengan stucco (lapisan tipis berwarna putih).
Dari sini, mungkin para ahli memperkirakan dahulu Candi Jiwa dilapisi dengan Stucco. Diatas bagian kaki candi terdapat lingkaran yang terbuat dari batu bata dengan garis tengah sekitar 6 meter. Dimana terdapat gelombang sehingga terkesan seperti kelopak bunga teratai.
Konon, Desa Segaran dulunya adalah sebuah danau yang terbentuk karena Sungai Citarum. Dan Lokasi Candi berada didalam danau. Hal ini dibuktikan dengan nama dari Desa tersebut yaitu Segaran, yang dimana dalam bahasa Sansekerta berarti laut, telaga ataupun danau.

5. Lokasi Candi Jiwa dan Kompleks Candi Batujaya Karawang
Kompleks Candi Batujaya Karawang diperkirakan tersebar di area seluas 5 km persegi, yang meliputi dua desa di dua kecamatan yaitu Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya dan Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Dimana dalam kompleks Candi Batujaya juga diisi dengan area persawahan dan perumahan penduduk.
Candi Jiwa juga terletak tidak jauh dari pantai utara jawa dan juga hanya berjarak 500 meter dari sungai Citarum. Karena sungai Citarum keadaan tanah di area kompleks Candi selalu basah meskipun musim kemarau.
Candi Jiwa juga hanya terletak sekitar 15 kilometer arah timur laut dari situs Cibuaya, yang merupakan salah satu situs agama Hindu dan pra-Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad pertama Masehi. Situs ini juga tercantum dalam tulisan dari Fa Hsien dimana disitu merupakan sebuah kerajaan yang memiliki banyak penganut agama Budha dan juga banyak dijumpai brahmana dan agama-agama non Budha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *