Misteri Angka Tujuh: Tradisi Tah Feu di Fafinesu Timor Tengah Utara

Di lereng-lereng bukit yang menghijau, di sebuah desa bernama Fafinesu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, tersimpan sebuah kisah yang begitu indah dan sarat makna. Nama Fafinesu sendiri sudah bergema, dikaitkan erat dengan legenda Bukit Fafinesu, sebuah cerita yang selalu diwariskan dari generasi ke generasi, dikisahkan oleh anak-anak sekolah dalam festival cerita rakyat Timor Tengah Utara. Lebih dari sekadar nama, Fafinesu adalah nadi kehidupan yang berdenyut seirama dengan alam.

Di sini, jagung bukan hanya sekadar sumber pangan, melainkan juga saksi bisu perjalanan sejarah yang panjang. Bulir-bulir kuning keemasan itu menyimpan cerita tentang keuletan dan ketekunan masyarakat Fafinesu dalam mengolah tanah. Setiap tangkai jagung yang tumbuh subur adalah bukti nyata dari kerja keras dan doa-doa yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta.

Setiap tahun, sebuah ritual sakral bernama Tah Feu, atau “makan baru,” digelar dengan penuh khidmat. Ini bukan sekadar pesta panen biasa. Tah Feu adalah perayaan atas berkah alam yang melimpah ruah. Masyarakat Fafinesu percaya bahwa hujan, yang membasahi bumi, adalah simbol perkawinan suci antara langit dan bumi. Perkawinan ini menghasilkan panen raya, buah dari kerja sama harmonis antara manusia dan alam.

Bayangkanlah, saat panen jagung (pena), padi (ane), dan tunis (turis) tiba, aroma wangi hasil bumi memenuhi udara. Namun, sebelum menikmati hasil jerih payah mereka, masyarakat Fafinesu terlebih dahulu mempersembahkan ucapan syukur di rumah adat. Di sana, di tengah suasana yang khusyuk, mereka berbagi rasa syukur atas limpahan rezeki yang telah diberikan.

Sajian utama Tah Feu adalah tujuh puler jagung. Bukan sembarang angka, tujuh adalah angka ganjil yang dianggap sakral. Tujuh puler jagung itu melambangkan kelimpahan, kesuburan, dan berkah yang tak terhingga. Setiap bulir jagung yang disajikan adalah simbol rasa syukur yang tulus, sebuah persembahan kepada alam yang telah begitu baik kepada mereka.

Lebih dari sekadar ritual, Tah Feu adalah cerminan harmoni antara manusia dan alam di Fafinesu. Ia adalah warisan budaya yang tak ternilai, sebuah kisah yang perlu dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Kisah tentang ketekunan, kesyukuran, dan penghormatan kepada alam yang begitu indah dan inspiratif. Kisah tentang Fafinesu, sebuah desa kecil yang menyimpan keajaiban di balik setiap bulir jagungnya.

Penulis: KLAUDIUS A. SANBEIN, S.Pd.Editor: SNF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *