Meningkatnya angka kasus penularan penyakit HIV/AIDS di Tanah Papua, nampaknya masih saja terjadi saat ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame, M.Kes menyatakan, bahwa dari data yang dihimpun terungkap penularan kasus HIV/AIDS di Tanah Papua terbanyak akibat berganti pasangan (netoreseksual).
Berdasarkan data dinas kesehatan Papua yang masih membawahi tiga Daerah Otonomi Baru (DOB) hingga Maret 2023 tercatat sebanyak 51.408 orang terkena HIV/AIDS. Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan penularan HIV/AIDS di Papua tumbuh cepat.
Pertama, sebetulnya mengapa sampai hal tersebut terjadi?
Tingginya kasus HIV/AIDS di Tanah Papua sangat memprihatikan lantaran itulah, diperlukan penanganan serius dari Pemerintah agar dapat mengurangi jumlah kasus dari kematian akibat penularan penyakit kematian ini.
Dengan adanya itu, penanganan yang serius dari pemerintah seperti pentingnya pengetahuan terkait HIV/AIDS juga perlu di sampaikan melalui sosialisasi dan edukasi di tempat-tempat umum seperti di sekolah, gereja kantor dan tempat-tempat umum lainya. Untuk memberikan informasi dan dorongan perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat Papua dalam upaya mendewasakan manusia.
Tidak hanya pihak pemerintah, seharusnya masyarakatpun sadar akan bahayanya penyakit ini, dengan tidak bergonta-ganti pasangan dan yang sudah berkeluarga seharusnya setia dengan pasangannya.
Selain itu, masyarakat Papua khususnya muda-mudi masih sangat keliru dalam konsumsi minuman keras, sehingga kerap pergaulan bebas terjadi akibat dari minuman keras. Seharusnya, masyarakat Papua khususnya muda-mudi lebih bijak dalam mengkonsumsi minuman keras, bila perlu tidak mengkonsumsinya sama sekali. Dan lebih peduli dengan kesehatan tubuh dan kelompok miras diganti dengan kelompok belajar atau berdiskusi yang bermanfaat agar melahirkan orang-orang Papua yang sehat secara jasmani dan dapat bersaing dengan dunia luar.
Dan untuk masyarakat Papua yang sudah terkena atau tertular penyakit perlu cek ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan dari rumah sakit, dan juga yang perlu sosialisasi kepada yang belum tertular agar yang lainnya pun dapat memahami langsung dari pengalaman orang yang terkena penyakit tersebut.
Oleh karena itu, saat ini waktunya untuk memutuskan rantai penularan penyakit. Untuk mewujudkan Papua yang sehat dapat dimulai dari diri sendiri, lalu para orangtua pun ikut ambil dalam mendidik anak dari usia dini demi masa depan Papua yang cerah dan baik.