Dalam rangka mengenang Kisah Sengsara Yesus Kristus, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Eduardus Nangapanda menggelar prosesi Jalan Salib Hidup atau Tablo pada Jumat (18/4/2025). Prosesi ini merupakan bentuk devosi umat Katolik yang menggabungkan perenungan dan drama teatrikal tentang perjalanan Yesus mulai dari penangkapan hingga wafat di kayu salib.
Prosesi dimulai pukul 08.00 WITA dari halaman SDI Puukungu dan berakhir di puncak Gua Maria Ae Ngga’e Bhoanggeru Nangapanda, dengan jarak sekitar 600 meter. Ribuan umat turut ambil bagian dalam ziarah ini, termasuk Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden SVD, yang hadir memimpin dan memberkati kegiatan tersebut.
Mengusung tema “Jejak Derita Kristus Memaknai Pertobatan Ekologis dalam Ziarah Pengharapan”, kegiatan ini dirancang sebagai permenungan spiritual sekaligus ajakan konkret untuk menjaga lingkungan hidup.
Tablo ini dipersiapkan oleh Pastor Vikaris Paroki St. Eduardus Nangapanda yang juga merupakan Pastor Moderator OMK, RD Josal Baleng, dengan bantuan Pankrasius L. Bhango selaku penanggung jawab dan pelatih. Latihan intensif telah dilakukan selama satu bulan penuh oleh anggota OMK, dan seluruh rangkaian acara berlangsung khidmat hingga selesai.
Menurut RD Josal Baleng, kegiatan ini bertujuan membangkitkan semangat pengharapan dan pertobatan melalui hal-hal sederhana.
“Melalui luka dan derita Kristus, kita diajak untuk membawa pengharapan baru—merawat yang lemah, memperbaiki hidup, dan menjaga lingkungan sekitar,” ungkap RD Josal.
Senada dengan itu, Pankrasius L. Bhango berharap kegiatan ini dapat mempererat kebersamaan antaranggota OMK serta menumbuhkan kesadaran ekologis dalam kehidupan umat.
“Semoga momen ini bisa merekatkan kembali anggota OMK dan menjadi sarana refleksi akan pentingnya menjaga harmoni, baik antar sesama maupun dengan alam,” tuturnya.
Sebagai penutup dari prosesi Jalan Salib, dilakukan penanaman pohon secara simbolik sebagai wujud nyata pertobatan ekologis. Penanaman dimulai dengan pemberkatan bibit ketapang oleh Uskup Agung Mgr. Paulus Budi Kleden, kemudian dilanjutkan penanaman oleh berbagai tokoh masyarakat dan gereja, di antaranya Pastor Paroki RD Safrin Gado Tonda, Camat Nangapanda Darius Meka, Kepala Desa Ondorea Amir Syarifuddin, dan Mosalaki Tanajea Bapak Rudi.
Penanaman pohon ini menjadi simbol komitmen bersama umat dalam merawat bumi sebagai bagian dari iman yang hidup dan relevan dengan persoalan zaman.