Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan, S.H., S.I.K., CPHR memimpin apel gelar pasukan Operasi Keselamatan Semeru 2025. Operasi keselamatan ini akan berlangsung selama 14 hari dengan melibatkan 138 personel.
Apel gelar pasukan digelar di lapangan Mapolres Jombang, Senin (10/02/2025). AKBP Ardi Kurniawan memimpin langsung apel gelar pasukan dengan didampingi para PJU Polres Jombang.
Operasi yang mengusung tema ‘Tertib Berlalu Lintas Guna Terwujudnya Asta Cita’ ini melibatkan 138 personel yang terdiri dari gabungan personel Polres Jombang dan Polsek jajaran.
Operasi yang akan dilaksanakan selama 2 pekan mulai tanggal 10 sampai 28 Februari 2025 itu dalam rangka cipta kondisi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) menjelang Idul Fitri 1446 H tahun 2025.
”Melalui Operasi Keselamatan Semeru 2025 mari kita tingkatkan komunikasi, kordinasi dan kolaborasi dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas serta optimalkan langkah preemtif dan preventif bersama dinas terkait,” tutur AKBP Ardi.
Kapolres Jombang juga menyampaikan bahwa Operasi Keselamatan Semeru 2025 juga bertujuan untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat menjadi pengguna jalan yang disiplin dan bertanggung jawab. Dengan demikian diharapkan angka kecelakaan lalu lintas di Jombang bisa diminimalisir.
“Jalin sinergi dan kolaborasi yang baik dengan TNI, Pemerintah Daerah, instansi terkait serta seluruh lapisan masyarakat guna keberhasilan pelaksanaan operasi,” imbuh AKBP Ardi di hadapan peserta apel.
Selain itu ia juga memerintahkan personel untuk memberikan edukasi keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat khususnya generasi millenial dan Gen Z guna menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
“Kedepankan pendekatan preemtif dan preventif yang bersifat edukatif dan humanis sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” tegas AKBP Ardi.
Melalui Operasi Keselamatan Semeru 2025 ini juga diharapkan masyarakat dapat menjadikan tertib lalu lintas sebagai budaya dalam berlalu lintas, sehingga baik pelanggaran maupun kecelakaan dapat ditekan.