EVENT KENDUREN WONOSALAM 2025: KEGIATAN EKONOMI NYATA KEMANDIRIAN MASYARAKAT JOMBANG

Kenduren Wonosalam 2025 adalah sebuah acara yang merepresentasikan bentuk syukur atas hasil bumi yang ada di Wonosalam Jombang sebagai nilai komoditi ekonomi yang nyata juga bentuk mengenalkan atau promosi tentang Desa – Kecamatan Wonosalam yang berada di Kabupaten Jombang lengkap dengan struktur budaya yang ada.

Desa Wonosalam Kabupaten Jombang merupakan daerah perkebunan yang memiliki topografi dataran tinggi pegunungan. Selain dikenal dengan udaranya yang sejuk bahkan cenderung dingin, desa ini selalu menjadi tujuan masyarakat dari luar Wonosalam untuk sekedar melepas lelah dari rutinitas bahkan mencari inspirasi untuk mempersiapkan target capaian hidup di kemudian hari.

Foto: Sembilan tumpeng hasil bumi persembahan 9 desa di Kec. Wonosalam.
Foto: Sembilan tumpeng hasil bumi persembahan 9 desa di Kec. Wonosalam.

Tetapi ada yang beda di Minggu pagi itu, Wonosalam terpantau sibuk sejak 3 hari sebelumnya bahkan secara konseptual pembicaraan dan perumusan telah mengalami beberapa kali penyesuaian. Tampak kehidupan yang asri dan penuh keceriaan dengan tawa, senyuman yang istimewa, bahkan komunikasi sosial peradaban baru muncul disana.

Akulturasi peradaban dari berbagai penjuru dengan penduduk asli terlihat dan terasa sangat damai dan romantis. Cuaca yang sangat sejuk dengan sedikit mendung, membuat anugerah Tuhan sangat nampak dan terasa istimewa tidak pernah kita menemuinya pada kehidupan sebelumnya.

Selain itu, jika dilihat dari struktur pemerintahan, sangat terasa fungsi dan peranan Dinas Pemerintah Daerah sebagaimana yang seharusnya terjadi yang merupakan tujuan dari mereka dibentuk, yakni saling melayani, membantu dan berbagi ceria dengan ekspresi bahagia. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DISDAGRIN) contohnya, yang hadir bersama dan untuk masyarakat.

Masyarakat berjalan-jalan pagi menikmati keindahan alam yang sangat natural dan penduduk lokal tampak sibuk mempersiapkan acara yang akan diselengggarakan untuk membagi anugerah Tuhan kepada siapa saja dan semua yang berada di Wonosalam hari itu.

Acara itu disebut “Kenduren Wonosalam”, makna kenduren yang sebagaimana berlaku di budaya tradisi bangsa yaitu berkumpul bersama untuk menikmati segala pemberian Tuhan yang telah dimiliki dengan makan dan minum bersama yang penuh kenikmatan tanpa beban karena didalamnya berangkat dan didasari dengan keikhlasan yang luar biasa atas kuasa dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Foto: Ratusan kupon untuk masyarakat tanpa berebut tumpeng durian.
Foto: Ratusan kupon untuk masyarakat tanpa berebut tumpeng durian.

Akan tetapi yang menjadi spesial dan istimewa pada momen itu adalah ‘kenduren’ untuk menikmati bersama buah durian yang merupakan hasil bumi asli Wonosalam dalam varian dan jenis buah durian yang ada di Indonesia, dan sangat berlimpah hingga menghadirkan masyarakat luas.

Pukul 07.00 WIB Wonosalam sudah dipenuhi lapisan masyarakat dan lalu lintas menjadi cukup ramai yang dilengkapi dengan hingar bingar musik dalam kemasan sound system yang menggelegar menggetarkan semua lapisan alam. Rombongan aparat keamanan mulai dari Polisi, Banser, Hansip, hingga pemangku agama nampak disiagakan dalam event besar yang menyedot perhatian masyarakat luas.

Foto: Lokasi pameran produk unggulan DISDAGRIN Jombang.
Foto: Lokasi pameran produk unggulan DISDAGRIN Jombang.

Untuk memecah keramaian atau bahkan melengkapi kebahagiaan masyarakat yang hadir, Dinas Perdagangan dan Perindustrian pun hadir dan membuka pelayanan kepada semua yang terlibat yang mengusung tujuan dari masyarakat untuk masyarakat.

Foto: DISDAGRIN hadir untuk dan bersama masyarakat di Kenduren Wonosalam 2025.
Foto: DISDAGRIN hadir untuk dan bersama masyarakat di Kenduren Wonosalam 2025.

Stand pameran DISDAGRIN Jombang terletak di pelataran Mushola Koramil Wonosalam dan diisi oleh pelaku usaha lokal Wonosalam dengan menyuguhkan produk unggulannya, termasuk juga hasil kebun yang merupakan bagian dari hasil bumi yang itu merupakan produk unggulan di daerah pegunungan yang jauh dari karakter peradaban modern.

Foto: Jombang Kuliner yang nampak eksis pada event tersebut.
Foto: Jombang Kuliner yang nampak eksis pada event tersebut.

Selain itu, dukungan dari mitra atau usaha binaan Jombang Kuliner juga hadir langsung dalam program tersebut selain menjadi menu fasilitas DISDAGRIN dalam Kenduren Wonosalam. Jokul menyediakan sarapan (makan pagi) yang khas dengan sarapan kebanyakan orang Jombang seperti nasi pecel, soto, lodeh, rawon, dan juga nasi jagung yang juga khas Wonosalam.

Produk unggulan yang spesial karena hanya satu-satunya jenis kopi yang dikembangkan di Wonosalam yaitu Kopi Ekselsa. Di pagi yang penuh keceriaan tersebut disajikan kopi tersebut ala sajian kopi keluarga (bukan cafe) oleh AKW (Asosiasi Kopi Wonosalam).

Kenduren Wonosalam dibuka oleh Wakil Bupati Jombang Gus Salmanudin di lapangan Wonosalam di mana diletakkannya tumpeng besar sebagai simbol dari Kenduren Wonosalam, yang kemudian dilanjutkan kirab tumpeng hasil bumi dari 9 (sembilan) desa yang ada di kecamatan menuju lapangan untuk kemudian dibagi semua pada masyarakat yang hadir.

Demi menekan resiko yang disebabkan tingginya antusias masyarakat Jombang dan sekitarnya, untuk masyarakat yang tidak ingin berebut tumpeng tapi tetap ingin dapat duriannya secara gratis, panitia menyediakan ratusan kupon untuk ditukar dengan satu buah durian gratis selesai acara.

Luasnya lapangan Wonosalam tidak mampu membendung kegembiraan dan keceriaan masyarakat dalam pesta durian atau menikmati durian besar-besaran. Meskipun disampaikan oleh Ketua Panitia Kenduren Wonosalam bahwa panen durian Wonosalam tahun ini hanya 30% dari jumlah tanamnya, stok durian untuk acara Kenduren masih bisa tercukupi.

Meski demikian, ribuan masyarakat tetap antusias dan terus berdatangan untuk bisa menjadi bagian dari pesta dalam Kenduren Wonosalam 2025. Ada sebanyak dua ribuan durian telah terbagikan dengan merata ke semua yang hadir baik melalui kupon yang disediakan ataupun dengan berebut tumpeng durian dan yang bagus lagi tidak ada korban jiwa karena semua berjalan dengan gembira juga antara Pemerintah Kab. Jombang, Panitia Kenduren Wonosalam dan masyarakat yang hadir bisa bekerja sama dengan baik.

Harapan dari masyarakat adalah di tahun depan semoga masa tanam durian di Wonosalam dapat lebih baik lagi.

Penulis: DEDY F. ROSYADI, S.Pd., M.Pd.Editor: SNF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *