Doa dan Ziarah Kubur, Wujud Birrul Walidain Hari Raya Kedelapan Tradisi Turun Temurun Masyarakat Desa Sumbersari Kab. Magelang

Magelang, 17 April 2024 – Dengan berakhirnya bulan Ramadan 1445, masyarakat Desa Sumbersari Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang Jawa Tengah melaksanakan tradisi Doa dan Ziarah Kubur (Birrul Walidain), pada Rabu Wage pagi hari.

Tradisi tersebut diketahui rutin dilakukan setiap tahunnya, dimana mereka menggelar doa dan ziarah kubur serta tauziah islami bersama di area makam.

Masyarakat yang hadir dalam kegiatan sekitar 100 hingga 150 orang, baik dari Desa Sumbersari maupun dari luar Desa.

Mereka terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut yang dilaksanakan di makam Pontong Desa Sumbersari setempat. Selain membawa tikar, terpal dan karpet, warga juga membawa berbagai jenis makanan tradisional dan jajanan pasar sebagai wujud syukur dan menjalin hubungan silahturahmi.

Youngki seorang pemuda asli Sumbersari menambahkan bahwa kegiatan atau acara ini adalah sakral dan spiritual serta bernuansa kebudayaan Jawa serta Islami. Kirim doa dan ziarah kubur yang mana ini adalah salah satu bentuk bakti kepada orangtua dan para leluhur.

Tauziah Islami oleh Ust Jaelani Ketangi.
Tauziah Islami oleh Ust Jaelani Ketangi.

Tidak hanya masyarakat umum, beberapa tokoh masyarakat dan agama serta Perangkat Desa juga hadir dalam acara kegiatan sakral tersebut dan diisi dengan tauziah islami oleh Ustadz Jaelani dari Banaran Ketangi.

Kegiatan diawali dengan bersih-bersih makam kemudian berkumpul dan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, setelah itu warga saling tukar makanan yang dibawa lalu dilanjutkan dengan acara makan bersama.

“Tujuan Doa dan Ziarah Kubur “Birrul Walidain” ini selain untuk memelihara makam para leluhur di Desa Sumbersari agar terawat dengan baik, juga kami berharap agar selalu diberkati, diberkahi dan diberi keselamatan dunia akhirat,” ujar Abdul Hayih Ketua Panitia acara.

Disamping itu, kegiatan tersebut untuk mempersatukan warga masyarakat dengan saling gotong royong dan guyub rukun.

“Kegiatan tradisional selamatan bersama ini dilakukan pada hari atau tanggal ke-8 atau di bulan Syawal hari tepat pada Rabu wage,” kata Sudijono.

“Ini memang rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka pemeliharaan makam dan sudah menjadi kegiatan adat jawa bagi warga Desa Sumbersari,” pungkasnya.

Penulis: TEUKU HADIEditor: SNF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *