Rangkaian kegiatan pameran The Jumping City kembali menghadirkan pengalaman yang berbeda. Kali ini, Yayasan Gang Sebelah selaku penyelenggara menggelar kegiatan Bedah Dapur Kuratorial pada Sabtu (15/3) di Sualoka.Hub, Jl. Nyai Ageng Arem-Arem Gg. II No. 20, Kampung Kemasan, Gresik. Diskusi ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Hidayatun Nikmah dan Ayos Purwoaji, dengan Gata Mahardika sebagai moderator.
Kuratorial merupakan proses pengelolaan dan penyajian suatu koleksi dalam pameran seni, museum, perpustakaan, maupun bidang lainnya. Seorang kurator bertanggung jawab dalam menentukan tema, memilih karya, serta menyusun narasi agar koleksi tersebut dapat disajikan secara informatif dan menarik bagi audiens. Proses kurasi tidak hanya sekadar memilih karya, tetapi juga membangun konteks, memberikan perspektif, serta menghubungkan gagasan di balik karya dengan pengalaman pengunjung.
Perspektif Gender dalam Kurasi
Hidayatun Nikmah, sebagai kurator, memiliki peran utama dalam menyeleksi dan merancang bagaimana karya-karya dalam The Jumping City dipresentasikan. Perspektif gender yang dimilikinya menjadi aspek krusial dalam menghadirkan nilai-nilai sosial yang sering kali tidak terlihat secara langsung dalam karya seni.
Anhar dan Suef, seniman yang karyanya dipamerkan, mengakui bahwa sudut pandang Hidayatun mampu mengungkap makna tersembunyi yang sebelumnya luput dari perhatian mereka. Hal ini menjadikan karya-karya mereka lebih kaya dalam makna serta menawarkan perspektif baru bagi pengunjung.
“Pemilihan karya Mas Anhar dan Mang Suef dalam pameran ini bukan hanya kebetulan. Keduanya memiliki aktivitas yang sama dalam seni damar kurung. Jika dilihat dari karya mereka, tampak jelas bahwa karakter yang dihadirkan lebih dominan merepresentasikan maskulinitas, dengan narasi kepemimpinan yang kuat. Hal ini berkaitan dengan bagaimana konstruksi sosial menempatkan laki-laki sebagai pemimpin secara kodrati,” ungkap Hidayatun.
Ketika kurator perempuan membaca karya seniman laki-laki, sudut pandang yang muncul menjadi berbeda. Pembacaan yang terlalu maskulin dapat membatasi eksplorasi makna lain dalam sebuah karya. Oleh karena itu, kehadiran perspektif perempuan dalam kurasi dinilai dapat memberikan sudut pandang yang lebih beragam, menciptakan keseimbangan dalam pemaknaan, serta membuka kemungkinan baru dalam interpretasi karya.
Hubungan Kurator dan Seniman
Ayos Purwoaji, seorang kurator sekaligus pembicara dalam diskusi ini, menekankan bahwa pendekatan antara kurator dan seniman menjadi elemen penting dalam sebuah pameran.
“Hidayatun Nikmah dalam pameran ini bisa dikatakan berhasil sebagai kurator. Ia melakukan pendekatan yang baik dengan kedua seniman, membangun hubungan erat, serta menggali lebih dalam makna dan proses kreatif di balik karya mereka. Melalui diskusi dan interaksi yang intens, ia tidak hanya memahami karya secara lebih mendalam, tetapi juga dapat menyusun narasi kuratorial yang lebih kuat dan bermakna,” tutur Ayos, yang selama ini menjadi pendamping dalam proses kuratorial.
Diskusi Bedah Dapur Kuratorial ini memberikan wawasan lebih dalam mengenai proses di balik sebuah pameran seni, terutama dalam membangun hubungan antara kurator dan seniman, serta bagaimana sudut pandang gender dapat memperkaya makna dalam karya seni.