Kasus dugaan penculikan seorang pasien anak di rumah sakit terkemuka di Jombang terus bergulir. Setelah berita pertama mengenai insiden ini viral dan menarik perhatian publik, pihak rumah sakit akhirnya memberikan tanggapan. Namun, pernyataan yang diberikan justru memicu pertanyaan baru dan menimbulkan kecurigaan lebih dalam terhadap peran rumah sakit dalam kejadian tersebut.
Perwakilan rumah sakit, Bu Tri dan Bu Ima, memberikan klarifikasi terkait dugaan penculikan yang terjadi pada 20 Februari 2025 lalu. Mereka menyebut bahwa pihak rumah sakit menganggap terduga pelaku penculikan sebagai bagian dari keluarga pasien, sehingga mereka tidak memiliki alasan untuk menghalangi. Padahal, dalam formulir privasi yang telah diisi oleh ibu korban (R), secara tegas disebutkan bahwa tidak ada pihak lain yang diperbolehkan menjenguk ataupun membawa pasien keluar tanpa persetujuan orang tua kandung.
Lebih lanjut, pihak rumah sakit mengklaim telah berupaya mencegah tindakan tersebut dengan mengikuti gerombolan terduga pelaku hingga ke luar area rumah sakit. Namun, bukti di lapangan menunjukkan bahwa rumah sakit justru mengeluarkan surat pernyataan pulang yang ditandatangani oleh terduga pelaku, bukan orang tua pasien. Hal ini bertentangan dengan pernyataan awal mereka yang menyebutkan bahwa kepindahan pasien ke rumah sakit di Sidoarjo dilakukan atas rekomendasi dokter.
Salah satu pernyataan yang juga menuai tanda tanya besar adalah terkait sistem CCTV rumah sakit. Pihak rumah sakit mengaku bahwa CCTV mereka tidak dapat merekam/menyimpan video dan hanya menampilkan foto dikarenakan keterbatasan fasilitas yang sedang dalam proses peningkatan. Pernyataan ini menuai kritik dari keluarga korban dan publik, karena sistem CCTV rumah sakit pada umumnya memiliki fitur perekaman yang dapat dijadikan bukti jika terjadi kejadian mencurigakan. Dan Pihak RS mengklaim segala tindakannya tersebut sudah sesuai dengan SOP mereka.
Di sisi lain, pagi tadi keluarga korban terus memperjuangkan keadilan. Orang tua korban kembali mendatangi Polres Jombang dengan membawa bukti-bukti tambahan, termasuk rekaman video yang menunjukkan bahwa pihak rumah sakit sebelumnya menyatakan pasien dipindahkan berdasarkan instruksi dokter, bukan atas permintaan keluarga seperti yang diklaim dalam pernyataan terbaru mereka. Dengan penuh harapan, mereka meminta kepolisian untuk segera bertindak guna mengembalikan sang anak ke pangkuan ibu kandungnya.
“Kami hanya ingin anak kami kembali. Kami mohon aparat kepolisian bertindak tegas. Jangan sampai kasus ini berlarut-larut tanpa kejelasan,” ujar ibu kandung korban dengan mata berkaca-kaca.
Kasus ini juga mulai mendapat perhatian luas dari masyarakat dan aktivis perlindungan anak. Sejumlah pihak mendesak agar dilakukan investigasi menyeluruh terhadap rumah sakit tersebut, termasuk kemungkinan adanya kelalaian atau bahkan keterlibatan pihak internal dalam memfasilitasi dugaan penculikan ini.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait perkembangan penyelidikan kasus ini. Publik masih menunggu langkah konkret dari aparat penegak hukum guna memastikan keadilan bagi keluarga korban dan mengungkap kebenaran di balik insiden yang menyedihkan ini.














