Aksi demonstrasi menolak hasil Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Halu Oleo (UHO) 2025 berujung ricuh, Kamis (10/7). Dalam insiden tersebut, Rektor UHO Prof. Zamrun Firihu nyaris terlibat adu fisik dengan seorang dosen berinisial LE di depan Gedung Rektorat UHO, Kendari.
Kericuhan terjadi saat ratusan mahasiswa menggelar aksi protes terhadap dugaan kecurangan dalam proses Pilrek UHO. Massa menuding Prof. Zamrun ikut campur tangan dalam pemenangan calon rektor terpilih, Prof. Armid.
Saat situasi mulai memanas, Prof. Zamrun mendatangi lokasi aksi untuk bertemu massa. Namun, dialog antara rektor dan mahasiswa tak berlangsung karena ketegangan meningkat. Mahasiswa mencoba masuk ke dalam gedung rektorat dan mengarahkan mobil orator ke pintu masuk.
Prof. Zamrun mencoba menghentikan mobil tersebut, namun tindakannya dihalangi oleh dosen LE. Keduanya terlibat saling dorong dan nyaris baku hantam sebelum akhirnya dilerai oleh petugas keamanan kampus.
Setelah insiden itu, Prof. Zamrun meninggalkan lokasi demonstrasi. Sementara itu, massa tetap melanjutkan aksi hingga sore hari.
Koordinator aksi, Ferli Muhammad Nur, mengatakan bahwa demonstrasi dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap proses Pilrek. Ia menyebut terdapat indikasi ketidaknetralan birokrasi kampus, termasuk perubahan peraturan rektor yang mengurangi jumlah anggota senat dari 121 menjadi 49 menjelang pemilihan.
Ferli juga menyoroti keputusan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) yang memperpanjang masa jabatan Prof. Zamrun selama tiga bulan.
“Perpanjangan ini dikhawatirkan membuka celah bagi kecurangan lanjutan, apalagi rektor terpilih belum dilantik,” ujar Ferli.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak rektorat terkait insiden tersebut.













