JOMBANG – Makanan ringan atau yang akrab disebut “gorengan” telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebiasaan kuliner masyarakat Indonesia. Makanan berbahan dasar tepung terigu yang digoreng ini hadir dalam berbagai jenis, menjadi teman wajib dalam suasana santai, ngopi, hingga pertemuan besar.
Terlepas dari kesederhanaannya, gorengan adalah fenomena sosial-ekonomi. Keberadaannya menjangkau setiap sudut wilayah di negeri ini, menjadikannya jajanan yang mudah ditemui di mana pun.
Remeh, Receh, dan Potensi Bisnis yang Besar
Gorengan disebut “remeh” karena bahan bakunya sangat mudah dan murah didapat, bahkan dari bahan dapur yang sederhana, yang kemudian diolah dan digoreng hingga menghasilkan tekstur renyah.
Ia juga disebut “receh” karena harganya yang sangat terjangkau. Secara umum, harga satu buah gorengan biasa berkisar antara Rp1.000,00 hingga Rp2.500,00 di masa kini.
Namun, di balik harga receh, sektor bisnis gorengan menunjukkan kreativitas tinggi. Sejumlah pengusaha kuliner berhasil menaikkan nilai komoditas ini dengan isian premium seperti udang atau daging kepiting, yang harganya bisa mencapai Rp25.000,00 per buah.
Kisah Sukses Pedagang Ngrawan Jombang
Salah satu contoh sukses bisnis gorengan skala kecil hadir dari Bisri, seorang pedagang di Dusun Ngrawan, Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Meski baru berjualan kurang dari dua bulan, dagangannya selalu laris manis dan habis (sold out) dalam waktu singkat.
Bisri, yang memulai usahanya dengan keterbatasan ukuran penggorengan, mengaku jarang sempat duduk selama berjualan.
“Dagangan saya langsung dinikmati pembeli setelah ditiriskan dari penggorengan tanpa menunggu disajikan di rombong. Paling lama 3 jam sudah SOLD OUT bersih,” ungkapnya.
Bisri biasanya membuka lapak di jam 4 sore dan bertahan hingga sekitar pukul 7 malam, atau sebelum waktu Isya.
Gorengan memang sering digolongkan sebagai makanan kurang sehat jika dikonsumsi berlebihan. Namun, fenomena ini menunjukkan bahwa makanan murah meriah ini tidak hanya memuaskan selera, tetapi juga menawarkan peluang usaha yang cepat berputar dan menguntungkan.
Maka, apakah Anda terinspirasi untuk memulai usaha jajanan gorengan, atau memilih tetap menjadi penikmatnya?













