PESISIR SELATAN, SUMATERA BARAT — Proses pemilihan Ketua Umum KONI Kabupaten Pesisir Selatan menuai polemik. Dua calon, Dr. Rudi Candra dan Debi Maha Putra, merasa dicurangi oleh Tim Penjaringan Peserta (TPP) terkait informasi penutupan pendaftaran.
Kedua calon tersebut menuding TPP tidak transparan mengenai batas waktu akhir penyerahan berkas. Informasi penutupan pendaftaran dinilai disembunyikan, seolah-olah ditutup-tutupi agar calon lain tidak dapat mendaftarkan diri.
“Dari pagi saya tanyakan tentang hal ini kepada Ketua TPP, Bapak Gestro Geni, lewat WhatsApp, tidak ada jawaban sampai berita ini saya terbitkan,” ujar sumber media.
Dugaan muncul bahwa TPP sengaja menciptakan kondisi agar hanya ada calon tunggal yang terpilih. Tiba-tiba, pendaftaran sudah ditutup, sementara dua calon tersebut mengaku tidak pernah diinformasikan secara langsung.
Kondisi ini diperkuat oleh pengakuan salah seorang pengurus KONI yang enggan disebutkan namanya. Pengurus tersebut menyatakan masih aktif, namun tidak mengetahui adanya informasi resmi mengenai penutupan pendaftaran. Para calon justru mengetahui penutupan tersebut setelah melihat unggahan di media online.
Para pihak yang merasa dirugikan menyayangkan cara-cara yang dinilai tidak sportif dan tidak manusiawi ini terjadi di induk organisasi olahraga yang seharusnya menjunjung tinggi sportivitas.
“Seharusnya cara-cara seperti ini jangan terjadi di Pesisir Selatan kalau mau memajukan olahraga,” tegasnya. “Ada apa di balik kejadian ini?”












