Malut – Pengendara mobil angkutan penumpang lintas Halmahera di terminal Pelabuhan speed boat Sofifi Ibu Kota Provinsi Maluku Utara (Malut) mengeluhkan kondisi terminal yang kurang layak.
Sebagai terminal pusat yang melayani angkutan antar kabupaten di Pulau Halmahera, terminal tersebut setiap hari menampung ratusan mobil. Lokasi yang sempit serta tak tersedianya petugas yang mengatur parkir membuat kondisi menjadi semrawut.
Dari pengamatan kami, baik roda empat, roda dua dan roda tiga becak motor (bentor) tampak memenuhi area parkir terminal, karena petugas hanya mengambil karcis masuk parkir dan tidak mengatur parkiran dalam terminal.
Yanris, salah satu pengendara mobil rute Sofifi-Tobelo mengaku bahwa area parkir terminal ini tak mampu lagi menampung jumlah kendaraan yang terus bertambah.
“Sementara terminal ini tidak pernah diperluas. Sehingga sering-sering kami adu mulut sesama sopir hanya karna berebutan parkir,” keluh Yanris saat diwawancarai pada hari Kamis (25/04/2024).
“Kami sudah acuh dengan kondisi ini, kami parkir dimana saja yang bisa, karena harus berebutan juga dengan motor ojek dan bentor,” tambahnya.
Saat ini kata Yanris, khusus mobil angkutan rute Sofifi-Tobelo sudah ada sekitar 267 unit, belum lagi ke rute ke kabupaten lain seperti Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. Namun ia mengaku hingga saat ini kondisi tersebut terkesan diabaikan oleh pemerintah.
“Mereka tidak awasi tetapi kalau kami keluar terminal mereka tagih retribusi terus,” keluhnya dengan kesal.